ILMU SOSIAL

KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT

Setiap pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan, misalnya emosi, kebudayaan, dan pola perilaku. Ciri - ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga munculnya suatu konflik atau masalah. Perasaan memegang peranan penting dalam hal ini yang dapat ditunjukan dengan amarah dan rasa benci yang menyebabkan dorongan untuk melukai atau menghancurkan individu atau kelompok yang menjadi lawan. Pertentangan adalah suatu proses dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menentang pihak lawan dengan disertai ancaman atau kekerasan.

Pengertian Konflik

                Secara sosiologi, konflik diartikan dengan suatu proses sosial antara dua orang atau lebih yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuat orang lain tidak berdaya. Konflik memiliki perbedaan yang dibawa oleh individu yang terlibat dalam suatu interaksi. Perbedaan tersebut dapat mencakup, ciri - ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat keyakinan, dll. Dengan adanya ciri ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak ada satu masyarakat pun yang belum pernah merasakan konflik antara anggotanya atau kelompok masyarakat lain.
                Jenis konflik cukup banyak, mulai dari perang terbuka, pemogokan buruh, kerusuhan, sampai dengan perkelahian antar individu. Para sosiolog sampai sekarang masih mencari penyebab terjadinya konflik secara umum, pola pola percepatannya, cara penyelesaiannya.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan timbulnya konflik yaitu :

a.       Perbedaan keyakinan
b.      Perbedaan kebudayaan
c.       Bentrokan antarkepentingan
d.      Perubahan Sosial

Pengertian Konflik Sosial

                Kehidupan bangsa Indonesia sangat keras sehingga banyak nya konflik konflik sosial yang muncul karena itu diperlukan sikap rela berkorban dan bersedia bekerja sama dengan warga masyarakat yang berbeda beda. Konflik sosial dapat terjadi jika anggota dalam masyarakat tidak sepaham dengan tujuan kelompok, norma sosial dalam masyarakat tidak membantu dalam mencapai tujuan bersama. Norma kelompok bertentangan antara satu sama lain, tindakan anggota sudah bertentangan dengan norma kelompok, dan sanksi sudah tidak anggap lagi. Keadaan tersebut mendorong terjadinya perpecahan sosial yang mendorong terjadinya konflik.
                Dapat disimpulkan konflik sosial adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi pada perorangan atau perkelompok yang berupaya untuk mencapai tujuannya sendiri dengan mengalahkan atau menundukkan pihak lain.
                Gejala keretakan dan perpecahan dapat ditimbukan oleh berbagai hal :

a.       Ketidaksepahaman lagi pada anggota kelompok tentang tujuan yang semula menjadi pegangan kelompok.
b.      Norma-norma masyarakat tidak membantu anggota masyarakat dalam mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.
c.       Norma-norma dalam kelompok yang dihayati oleh para anggotanya bertentangan antara satu dengan yang lainnya.
d.      Saksi bagi pelanggar norma sudah sangat lemah, bahkan tidak dilaksanakan lagi.
e.      Tindakan tindakan anggota masyarakat sudah bertentangan dengan norma yang berlaku.

Faktor Penyebab Suatu Konflik

                Faktor faktor yang dapat memicu terjadinya konflik :

a.       Perbedaan Individu
Setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda beda antar satu dengan yang lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
b.      Perbedaan Kepentingan
Manusia memiliki perasaan pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda beda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda beda. Konflik ini dapat menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
c.       Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Dalam menjalani hubungan sosial, seseorang akan dipengaruhi oleh pola pola pemikiran kelompoknya. Orang dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda beda. Ada yang diasuh dengan pola latihan kemandirian yang akan mendorong seseorang menjadi berani mengambil tindakan. Bertanggung jawab, kritis tetapi sedikit individualis.
d.      Perubahan - Perubahan Nilai Yang Cepat
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau mendadak, akan menyebabkan konflik sosial. Contohnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses indrustrialisasi yang mendadak akan menyebabkan konflik sosial sebab nilai nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak petani secara cepat berubah menjadi nilai nilai masyarakat indrustri.

Macam-macam Konflik

                Konflik yang terjadi dalam masyarakat dapat bermacam-macam bentuknya sesuai dengan akar permasalahannya. Bentuk bentuk konflik sosial, yaitu sebagai berikut :

a.       Konflik Individu
Contoh : dua orang yang berkelahi karena salah paham atau berebut sesuatu.
b.      Konflik antarkelompok sosial
Contoh : tawuran misal antarpelajar, antargeng, dll.
c.       Konflik antarkelas sosial
Contoh : aksi mogok kerja dan unjuk rasa kaum buruh terhadap majikannya.
d.      Konflik antargenerasi
Contoh : konflik antara anak dengan orang tua dan generasi muda dengan generasi tua.
e.      Konflik ideologi
Terjadi karena benturan beberapa ideologis yang tak dapat atau sulit diakomodasikan.
f.        Konflik politik
Konflik antara golongan sosial politik karena berebut kedudukan atau karena benturan kepentingan politik.
g.       Konflik antarumat beragama
Contoh : timbulnya ras diskriminisasi di USA dan Afrika Selatan sebelum tahun 1994.


Konflik Yang Tidak Terkendali Menyebabkan Kekerasan

Konflik yang tidak terkendali akan mengarah pada kekerasan, namun demikian perlu dipahami bahwa konflik berbeda dengan kekerasan. Kekerasan adalah konflik-konflik sosial yang tidak terkendalikan oleh masyarakat atau mengabaikan sama sekali norma dan nilai-nilai sosial yang ada sehingga berwujud merusak. Kekerasan tidak akan muncul apabila kelompok-kelompok yang saling bertentangan itu mampu memenuhi 3 persyaratan sebagai berikut :

1.    Masing masing kelompok yang terlibat dalam konflik harus menyadari akan adanya situasi konflik diantara mereka. Karena itu, menyadari pula perlunya dilaksanakan prinsip-prinsip keadilan secara jujur bagi semua pihak.
2.      Setiap kelompok yang terlibat di dalam konflik harus mematuhi aturan.
3.      Pengendalian konflik-konflik tersebut hanya mungkin dilakukan berbagai kekuatan sosial yang saling bertentangan itu terorganisasi dengan jelas. Jika kekuatan-kekuatan sosial yang saling bertentangan berada dalam keadaan tidak terorganisasi, makan pengendalian atas konflik-konflik yang terjadi diantara mereka pun merupakan suatu hal yang sulit dilakukan.

Konflik sosial tidak akan berubah menjadi kekerasan apabila dapat dikendalikan dengan baik. Ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial sebagai berikut :

1.       Konsiliasi
Merupakan bentuk pengendalian sosial yang utama. Pengendalian seperti ini terwujud melalui lembaga lembaga tertentu yang memungkinkan tumbuhnya diskusi dan pengambilan keputusan keputusan diantara pihakpihak yang berlawan mengenai persoalan-persoalan yang mereka pertentangkan. Konsiliasi terjadi dalam kehidupan politik.
2.       Mediasi
Pengendalian konflik dengan cara mediasi dilaksanakan apabila kedua belah pihak yang terlibat konflik bersama-sama sepakat untuk menunjuk pihak ketiga yang akan memberikan masihat-nasihatnya tentang bagaimana mereka sebaiknya menyelesaikan pertentangan mereka. Sekalipun pihak ketiga tidak mengikat pihak pihak yang terlibat konflik, namun cara pengendalian ini kadang-kadang menghasilkan penyelesaian yang cukup efektif.
3.       Arbitrasi/Perwasitan
Arbitrasi disebut pula “perwasitan” Arbitrasi dilakukan apabila kedua belah pihak yang bertentangan bersepakat menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di antara mereka. Didalam bentuk mediasi, kedua belah pihak yang bertentangan menyetujui untuk menerima pihak ketiga sebagai wasit. Sebaliknya, suatu perwasitan menempatkan kedua belah pihak yang bertentangan pada kedudukan harus menerima keputusan yang diambil wasit.

Bentuk Pengendalian Sosial

            Bentuk pengendalian sosial, antara lain sebagai berikut :

1.      Keteraturan Sosial
Keteraturan sosial adalah kondisi dinamis dimana sendi-sendi kehidupan masyarakat berjalan secara tertib dan teratur sehingga tujuan kehidupan dalam masyarakat dapat tercapai. Keteraturan sosial akan tercapai apabila setiap anggota masyarakat bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Keteraturan sosial memiliki beberapa unsur yaitu sebagai berikut :

a.       Tertib sosial
Suatu masyarakat dapat dikatakan mencapai kondisi tertib sosial telah terjadi keselarasan antara tindakan masyarakat dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Ciri cirri tertib sosial :
1)      Terdapat suatu sistem nilai dan norma yang jelas.
2)      Individu atau kelompok dalam masyarakat mengetahui dan memahami norma norma yang berlaku
3)      Individu atau kelompok dalam masyarakat menyesuaikan tindakan tindakan dengan norma norma sosial dannilai nilai yang berlaku.
b.      Sosial Order
Sosial Order adalah suatu sistem atau tatanan norma dan nilai sosial yang diakui dan dipatuhi warga masyarakat. Contoh : lalu lintas kendaraan dijalan raya, kendaraan dari berbagai jenis meluncur dengan lancar, pada waktu lampu merah menyala, kendaraan akan berhenti dan kendaraan dari arah lain akan berjalan.
c.       Keajegan
Keajegan adalah suatu keadaan yang memperlihatkan kondisi keteraturan sosial yang tetap dan berlangsung terus menerus. Contoh : kegiatan seharian pada waktu siswa tidak libur sekolah.
1)      Setiap pagi harus berangkat sekolah
2)      Setiap senin harus melaksanakan upacar bendera
3)      Masuk sekolah harus memakai pakaian seragam dan sebagainya.
d.      Pola
Pola menunjukan adanya keteraturan yang lebih baku. Pelaku pola hampir dilakukan oleh semua orang yang memiliki ciri-ciri yang sama. Misalnya, pola pelajar.

2.      Sanksi Sosial yang mengikat
Sanksi sosial yang diterapkan dalam masyarakat bervariasi dari yang sangat ringan, misal ungkapan perasaan tidak senang sampai yang paling berat, yaitu diasingkan dari pergaulan atau dipenjara. Tujuan terpenting dari sanksi sosial agar pelanggar segera menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya pada waktu yang akan datang.

Dampak Konflik Sosial

                Konflik sosial membawa dampak positif maupun negatif

1.       Dampak Negatif
a.       Retaknya persatuan kelompok
b.      Perubahan kepribadian individu
c.       Hancurnya harta benda
d.      Korban jiwa maupun harta manusia
e.      Dominasi dan takluknya salah satu pihak
f.        Perpecahan sosial
g.       Memecahkan-belah persatuan
2.       Dampak Positif
a.       Bertambahnya rasa solidaritas antaraanggota kelompok
b.      Konflik dapat berfungsi sebagai alat perubahan sosial

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengatur Warna Image Pada Adobe Photoshop CS 3

Instalasi PHP dengan Apache2triad

Syukuri yang terindah